MAKALAH MASALAH SOSIAL DAN MANFAAT SOSIOLOGI
OLEH :
KELOMPOK 6
NAMA : NPM :
Ridwan husain 0904411401
Rasdin adi putra 0904411182
Rian pratama 0904411271
Akbar. B 0904411287
Ikhsan. R 0904411288
Ilham azis. S 0904411184
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA
TAHUN AJARAN 2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahNya, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “Masalah sosial dan manfaat
sosiologi” yang menjadi salah satu tugas dari mata kuliah Ilmu
Sosial Budaya Dasar ini dengan baik dan lancar.
Merupakan
suatu tambahan pengetahuan dan wawasan bagi kami para penyusun makalah ini
terutama materi-materi baru yang dapat memberikan pemahaman-pemahaman yang
lebih bervariatif tentang Masalah
sosial dan manfaat sosiologi.
Penyusunan
makalah ini tidak
terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan
segala ketulusan dan kerendahan hati saya ingin mengucapkan terima kasih kepada
:
1. Rekan-rekan
mahasiswa - mahasiswi Univeratas Cokroaminoto Palopo Fakultas
Teknik Komputer,Jurusan
Teknik Informatika.
2.
Kedua
orang tua kami yang telah memberikan dukungan mositral maupun material.
3.
Semua
pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari sepenuhnya
bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan di
masa yang akan datang.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kami
selaku penyusun dan penulis makalah ini pada khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya sebagai referensi tambahan di bidang ilmu teknik
informatika.
Palopo, Oktober
2012
Penyusun
DAFTAR
ISI
KataPengantar……………………………………………........................…......ii
Daftar Isi..................................................................................…….....................iv
A. Pendahuluan…………….………………….……….........…............……......1
1 Latar belakang.........................................………………..……..................1
2.Metode penelitihan..................................…………………..…..…............1
3. Rumusan
masalah...............…………………………………..…..............2
B. Pembahasan.......................................................................................................3
1. Pengertian Masalah
Sosial..............................................................…........3
2. Klasifikasi
masalah sosial dan sebab-sebabnya..............……..….............5
3. Ukuran-ukuran
sosiologis terhadap masalah sosial...................................6
4. Beberapa masalah sosial penting………………………...........................8 5. Pemecahan masalah sosial........................................…..….....................13
6. Manfaat Sosiologi...............................………………………..…...........14
C. Penutup............................................................................................................17
1. Kesimpulan.......................................................................................................17
2. Saran.................................................................................................................18
A.
PENDAHULUAN
1.
LATAR
BELAKANG
Masalah
sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam
masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial
yaitu seperti proses sosial dan bencana alam,terutama
menelaa gejala-gejala yang wajar dalam masyarakat seperti norma-norma, kelompok
, lapisan masyarakat, lembaga-lembaga kemasyarakatan, proses , perubahan dan
kebudayaan, serta perwujudannya. Tidak semua gejala-gejala tersebut berlangsung
secara normal sebagaimana dikehendaki masyarakat bersangkutan.
Gejala-gejala yang tidak dikehendaki merupakan
gejala abnormal atau gejalapatologis. Hal itu disebabkan karena unsur-unsur
masyarakat tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya,sehingga menyebabkan
kekecewaan dan penderitaan. Masalah – masalah tersebut berbeda dengan
problema-problema lain dalam masyarakat, karena maslaah-masalah tersebut
berhubungan erat dengan nilai-nilai dan lembaga-lembaga kemasyarakatan. Hal ini
dinamakan masalah karena bersangkut paut dengan gejala-gejala yang mengganggu
kelanggengan dalam masyarakat. Dengan demikian, masalah-masalah menyangkut
nilai-nilai yang mencangkup pula segi moral, karena untuk dapat
mengklasifikasikan suatu persoalan sebagai masalah harus digunakan penilaian
sebagai pengukurannya. Apabila suatu masyarakat menganggap sakit jiwa, bunuh
diri, perceraian, penyalahgunaan obat bius (narcotics addiction) sebagai
masalah , maka masyarakat tersebut tidak semata-mata menunjuk pada tata
kelakuan yang menyimpang. Akan tetapi sekaligus juga mencerminkan ukuran-ukuran
umum mengenai segi moral. Setiap masyarakat tentunya mempunyai ukuran yang
berbeda mengenai hal ini seperti minsalnya soal gelandangan merupakan masalah
nyata menghadapi kota-kota besar di Indonesia. Tetapi belum tentu masalah tadi
dianggap sebagai masalah di tempat lainnya. Hal ini juga tergantung dari faktor
waktu. Mungkin pada waktu-waktu lampau permainan judi dianggap sebagai masalah
yang penting akan tetapi dewasa ini tidak. Selain itu juga ada masalah-masalah
yang tidak bersumber pada penyimpangan norma-norma masyarakat, tetapi lebih
banyak mengenai susunannya, seperti masalah penduduk, pengangguran dan
disorganisasi keluarga serta desa.
Sudah tentu sosiologi juga dapat mempunyai manfaat bagi bidang-bidang lain seperti pemerintahan, pendidikan, industri dan lain sebagainya.
Sudah tentu sosiologi juga dapat mempunyai manfaat bagi bidang-bidang lain seperti pemerintahan, pendidikan, industri dan lain sebagainya.
2.
METODE
PENELITIHAN
Metode
penelitihan dalam penyusunan makalah ini adalah :
Studi Literatur Yaitu teknik pengumpulan data dengan
membaca buku-buku pustaka yang merupakan penunjang dalam memperoleh data untuk
melengkapi dalam penyusunan makalah yang berhubungan dengan masalah yang
dibahas.
3.
RUMUSAN
MASALAH
Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang, maka penulis mengambil
keputusan masalah sebagai beriktu :
1. Apa pengertian masalah dan masalah
sosial
2. Klasifikasi masalah sosial
3. Apa manfaat dari sosiologi
B.
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN MASALAH
SOSIAL
Acap kali dibebankan antara dua macam persoalan
yaitu, antara masalah masyarakat (scientific or societal problem) dengan
problema ( ameliorative or problem).Yang pertama menyangkut analisis tentang
macam-macam gejala kehidupan masyarakat. Sedang yang kedua meneliti
gejala-gejala abnormal masyarakat dengan maksud untuk memperbaiki atau bahkan
untuk menghilangkannya. Sosiologi menyelidiki persoalan-persoalan umum dalam
masyarakat dengan maksud untuk menemukan dan menafsirkan kenyataan-kenyataan
kehidupan kemasyarakatan.
Walaupun
sosiologi meneliti gejala-gejala kemasyarakatan, namun juga perlu mempelajari
masalah-masalah . Karena ia merupakan aspek-aspek tata kelakuan . Dengan
demikian, sosiologi juga berusaha mempelajari masalah seperti kejahatan,
konflik antar ras, kemiskinan, perceraian, pelacuran, delinkuensi anak-anak dan
seterusnya. Dalam hal ini sosiologi bertujuan untuk menemukan sebab-sebab
terjadinya masalah sosiologi tidak terlalu menekan pada pemecahan atau jalan
keluar dari masalah-masalah tersebut. Karena usaha untuk mengatasi maslah hanya
mungkin berhasil apabila didasarkan pada kenyataan serta latara belakangnya,
maka sosiologi dapat ikut serta membantu mencari jalan keluar yang mungkin
dapat dianggap efektif.
Masalah merupakan bagian sosiologi, sebenarnya
masalah merupakan hasil dari proses perkembangan masyarakat. Artinya problema
tadi memang sewajarnya timbul, apabila tidak diinginkan adanya
hambatan-hambatan terhadap penemuan-penemuan baru dan gagasan baru. Dalam
jangka waktu masyarakat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan, timbullah
maslah sosial, sampai unsur-unsur masyarakat berada dalam keadaan stabil lagi.
Masalah sosial merupakan akibat dari interaksi sosial antara individu, antara
individu dengan kelompok, atau antar kelompok. Interaksi sosial berkisar pada
ukuran nilai adapt – istiadat, tradisi dan ideology ditandai dengan suatu
proses sosial yang disosiatif.
Masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara
unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok
sosial. Atau menghambat terpenuhinya keinginan pokok warga kelompok sosial
tersebut, sehingga menyebabkan kepincangan ikatan sosial.
Di samping
kebutuhan-kebutuhan tersebut, atas dasar unsur biologis, berkembang pula
kebutuhan lain yang timbul karena pergaulan dalam masyarakat, yaitu kedudukan
sosial, peranan sosial dan sebagainya. Apabila individu tidak dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan biologis serta kebutuhan-kebutuhan biologis. Dan dia akan
merasa kehidupan ini tak banyak gunanya.
Untuk merumuskan apa yang dinamakan dengan masalah
sosial tidak begitu sukar, dari pada usaha-usaha untuk membuat suatu indeks
yang memberi petunjuk akan adanya masalah sosial tersebut. Banyak yang
mengusahakan adanya indeks tersebut seperti minsalnya indeks simple ratesi
yaitu angka laju gejala-gejala abnormal dalam masyarakat, angka-angka bunuh
diri, perceraian dan sebgainya. Sering juga diusahakan system composite indice
yaitu gabungan indeks-indeks dari bermacam-macam aspek yang mempunyai kaitan
satu dengan lainnya.
Indeks-indeks tersebut sukar untuk dijadikan ukuran
mutlak, karena system nilai dan norma-norma dalam setiap masyarakat berbeda
satu dengan lainnya. Angka-angka bunuh diri yang tinggi di dalam suatu
masyarakat tertentu mungkin dianggap sebagai suatu indeks akan adanya
disorganisasi.
2. KLASIFIKASI MASALAH
SOSIAL DAN SEBAB-SEBABNYA
Masalah sosial timbul dari kekurangan-kekurangan
dalam diri manusia atau kelompok sosial yang bersumber pada faktor-faktor :
1. Ekonomis,
misalnya : kemiskinan dan pengangguran,dll
2. Biologis,
misalnya : penyakit,dll
3. Biopsikologis,
misalnya : penyakit syaraf, bunuh diri, aliran sesat
dll
4. Kebudayaan,
misalnya : perceraian, kejahatan, kenakalan anak-anak, konflik sosial dan
keagamaan,dll
Setiap masyarakat mempunyai norma-norma yang
bersangkut paut dengan kesejahteraan kebendaan, kesehatan fisik, kesehatan
mental, serta penyesuaian diri individu atau kelompok sosial. Problema –
problema yang berasal dari faktor ekonomis antara lain kemiskinan, pengangguran
dan sebagainya. Penyakit, minsalnya bersumber pada faktor biologis. Dari faktor
psikologis timbul persoalan seperti penyakit syaraf (neurosis), bunuh diri,
disorganisasi jiwa dan seterusnya.
Klasifikasi yang berbeda, mengadakan
pengolahan atas dasar kepincangan-kepincangan dalam warisan fisik, warisan
biologis, warisan social dan kebijaksanaan social. Kedalam kategori pertama
dapat dimasukkan masalah social yang disebabkan adanya pengangguran atau
batasan-batasan sumber alam. Kategori kedua mencangkup persoalan-persoalan
penduduk, minsalnya bertambah atau berkurangnya penduduk, pembatasan kelahiran,
migrasi dan sebagainya.
3. UKURAN-UKURAN
SOSIOLOGIS TERHADAP MASALAH SOSIAL
Dalam menentukan apakah suatu masalah merupakan
problema social atau tidak, sosiologi menggunakan beberapa pokok persoalan
sebagai ukuran, yaitu :
1.
Kriteria utama
Masalah social yaitu, tidak adanya persesuaian
antara ukuran-ukuran dan nilai-nilai social dengan kenyataan-kenyataan serta
tindakan-tindakan sosial. Unsur-unsur yang pertama dan pokok dari masalah
social adalah adanya perbedaan yang mencolok antara nilai-nilai dengan
kondisi-kondisi nyata kehidupan. Artinya, adanya kepincangan-kepincangan antara
anggapan-anggapan masyarakat tentang apa yang seharusnya terjadi. Secara
sosiologis, agak sulit untuk menentukan secara mutlak sampai sejauh mana
kepincangan dalam masyarakat dapat diklasifikasikan sebagai suatu problema
social juga.
2.
Sumber – sumber Sosial Masalah Sosial
Masalah sosial merupakan persoalan-persoalan yang
timbul secara langsung dari atau bersumber langsung kondisi-kondisi maupun
proses-proses sosial. Jadi sebab-sebab terpentingnya masalah social haruslah
bersifat sosial. Ukurannya tidaklah semata-mata pada perwujudannya yang
bersifat sosial, akan tetapi juga pada sumbernya. Kepincangan yang disebabkan
oleh gempa bumi, angin topan, meletusnya api, banjir, epidemi dan segala
sesuatunya yang disebabkan oleh alam, bukan merupakan maslah sosial. Yang pokok
disini adalah bahwa akibat dari gejala-gejala tersebut, baik gejala sosial
maupun bukan sosial, menyebabkan masalah sosial. Inilah yang menjadi ukuran
bagi sosiologi.
3.
Pihak-pihak yang Menetapkan apakah suatu kepincangan merupakan masalah social
atau tidak.
Ukuran diatas bersifat relative sekali. Mungkin dikatakan bahwa orang banyaklah yang harus menentukannya, atau segolongan orang yang berkuasa saja atau lain-lainnya. Dalam masyarakat merupakan gejala yang wajar jika sekelompok warga masyarakat menjadi pimpinan masyarakat tersebut. Golongan kecil tersebut mempunyai kekuasaan dan wewenang yang lebih besar dari orang lain untuk membuat serta menentukan kebijaksanaan sosial.
Dalam hal ini para sosiologi harus mempunyai hipotesis sendiri untuk kemudian diujikan pada kenyataan-kenyataan yang ada. Sikap masyarakat itu sendirilah yang menentukan apakah suatu gejala merupakan suatu problema social atau tidak.
Ukuran diatas bersifat relative sekali. Mungkin dikatakan bahwa orang banyaklah yang harus menentukannya, atau segolongan orang yang berkuasa saja atau lain-lainnya. Dalam masyarakat merupakan gejala yang wajar jika sekelompok warga masyarakat menjadi pimpinan masyarakat tersebut. Golongan kecil tersebut mempunyai kekuasaan dan wewenang yang lebih besar dari orang lain untuk membuat serta menentukan kebijaksanaan sosial.
Dalam hal ini para sosiologi harus mempunyai hipotesis sendiri untuk kemudian diujikan pada kenyataan-kenyataan yang ada. Sikap masyarakat itu sendirilah yang menentukan apakah suatu gejala merupakan suatu problema social atau tidak.
4.
Manifest social problem dan latent social problem
Sosiologi juga merupakan warga karena itu tidak
mustahil, kalau penelitian-penelitiannya kadangkala tercemar oleh unsur
subyektif lantaran ikatan yang begitu kuat antara dia sebagai warga dengan
masyarakat.
Manifest social problem merupakan masalah sosial
yang timbul sebagai akibat terjadinya kepincangan-kepincangan dalam masyarakat.
Kepincangan mana dikarenakan tidak sesuainya tindakan dengan norma dan nilai
yang ada dalam masyarakat. Masyarakat pada umumnya tidak menyukai
tindakan-tindakan yang menyimpang.
5.
Perhatian masyarakat dan masalah social
Suatu kejadian merupakan masalah social belum tentu
mendapat perhatian yang sepenuhnya dari masyarakat. Sebaliknya, suatu kejadian
yang mendapat sorotan masyarakat, belum tentu merupakan masalah social.
Hal lain yang perlu pula diketahui adalah bahwa
semakin jauh jarak social antara orang-orang yang kemalangan dengan orang yang
mengatahui hal itu, semakin kecil pula simpati timbul dan juga semakin kecil
perhatian terhadap kejadian tadi. Suatu problema yang merupakan manifest social
problem adalah kepincangan-kepincangan yang menurut keyakinan masyarakat dapat
diperbaiki, dibatasi atau bahkan dihilangkan. Lain halnya dengan latent social
problem yang sulit diatasi, karena walaupun masyarakat tidak menyukainya,
tetapi masyarakat tidak berdaya untuk menghadapinya. Dalam mengatasi problema
tersebut, sosiologi seharusnya berpegang pada perbedaan kedua macam problema
tersebut yang didasarkan pada system nilai-nilai masyarakat, sosiologi
seharusnya mendorong masyarakat untuk memperbaiki kepincangan-kepincangan yang
diterimanya sebagai gejala abnormal yang mungkin dihilangkan (atau dibatasi).
4. BEBERAPA MASALAH SOSIAL PENTING
Kepincangan – kepincangan mana yang dianggap sebagai
masalah sosial oleh masyarakat tergantung dari system nilai sosial masyarakat
tersebut. Akan tetapi ada beberapa persoalan yang dihadapi oleh
masyarakat-masyarakat pada umumnya sama yaitu minsalnya :
1. Kemiskinan
Kemiskinan
diartikan sebagai suatu keadaan dimana seorang tidak sanggup memelihara dirinya
sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu
memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.
Factor-faktor yang menyebabkan mereka membenci
kemiskinan adalah kesadaran bahwa mereka telah gagal untuk memperoleh lebih
dari apa yang telah dimilikinya dan perasaan akan adanya ketidak adilan. Pada
masyarakat moderen yang rumit, kemiskinan menjadi suatu problema social karena
sikap yang membenci kemiskinan tadi. Persoalan menjadi lain bagi mereka yang
turut dalam arus urbanisasi tetapi gagal mencari pekerjaan. Bagi mereka pokok
persoalan kemiskinan disebabkan tidak mampu memenuhi kebutuhan primer sehingga
muncul tunakarya, tuna susila dan lainnya. Secara sosiologis, sebab-sebab
timbulnya problema tersebut adalah karena salah satu lembaga kemasyarakatan
tidak berfungsi dengan baik, yaitu lembaga kemasyarakatan di bidang ekonomi.
2. Kejahatan
Sosiologi berpendapat bahwa kejahatan disebabkan
karena kondisi-kondisi dan proses-proses social yang sama, yang menghasilkan
perilaku-perilaku social lainnya. Tinggi rendahnya angka kejahatan berhubungan
erat denga bentuk-bentuk dan organisasi social dimana kejahatan tersebut
terjadi. Para sosiologi berusaha untuk menentukan proses-proses yang
menyebabkan seseorang menjadi penjahat. Analisis ini bersifat social
psikologis. Beberapa orang ahli menekankan pada beberapa bentuk proses seperti
imitasi, identifikasi, konsep diri pribadi dan kekecewaan yang agresif sebagai
proses yang menyebabkan seseoran menjadi penjahat.
Selanjutnya dikatakan bahwa bagian pokok dari
pola-pola perilaku jahat tadi dalam kelompok-kelompok kecil yang bersifat
intim. Alat-alat komunikasi tertentu seperti buku, surat kabar, film, televise,
radio, memberikan pengaruh tertentu yaitu dalam memberikan sugesti kepada orang
perorangan untuk menerima atau menolak pola-pola perilaku jahat.
Untuk mengatasi maslah itu, kecuali tindakan
preventif, dapat pula diadakan tindakan-tindakan represif antara lain dengan
teknik rehabilitasi. Menurut Cressey ada dua factor konsepsi mengenai teknik
rehabilitasi tersebut. Yang pertama menciptakan system dan program-program yang
bertujuan untuk menghukum orang jahat tersebut. Sistem serta program-program
tersebut bersifat reformatif, minsalnya hukuman bersyarat, diusahakan mencari
pekerjaan bagi si terhukum dan diberi konsultasi psikologis. Minsalkan kepada
narapidana di lembaga permasyarakatan diberikan pendidikan serta latihan untuk
menguasai bidang tertentu, supaya kelak setelah masa hukuman selesai punya
modal untuk mencari pekerjaan di masyarakat.
Suatu gejala
lain yang perlu mendapatkan perhatian adalah apa yang disebut sebagai
white-collar crime, suatu gejalayang timbul pada abad modern ini. Banyak ahli
beranggapan, bahwa tipe kejahatan ini merupakan ekses dari proses perkembangan
ekonomi yang terlalu cepat. Karena itu pada mulanya gejala ini disebut business
crime atau economic criminality. Memang white-collar crime merupakan kejahatan
yang dilakukan oleh pengusaha atau para pejabat didalam menjalankan peranan
fungsinya. Keadaan keuangannya yang relative kuat mungkin mereka untuk
melakukan perbuatan yang oleh hukum dan masyarakat umum dikualifikasikan
sebagai kejahatan. Golongan tersebut menganggap dirinya kebal terhadap hukum
dan sarana-sarana pengendaliannya dengan kuat. Sukar sekali untuk memidana
mereka, sehingga dengan tepat dikatakan bahwa kekuatan penjahat white-collar
terletak pada kelemahan korban-korbannya.
3.
Disorganisasi Keluarga
Disorganisasi
keluarga adalah perpecahan keluarga sebagai suatu unit, karena
anggota-anggotanya gagal memenuhi kewajiban yang sesuai dengan peranan
sosialnya. Secara sosiologis, bentuk-bentuk disorganisasi keluarga antara lain
adalah :
a.
Unit kerja yang tidak lengkap karena hubungan diluar perkawinan. Karena ayah
(biologis) gagal dalam mengisi peranan sosialnya dan demikian juga halnya
dengan keluarga pihak ayah maupun ibu.
b.
Disorganisasi keluarga karena putusnya perkawinan sebab perceraian, perpisahan
meja dan tempat tidur dan seterusnya.
c.
Adanya kekurangan dalam keluarga tersebut yaitu dalam hak komunikasi
d. Krisis keluarga, oleh salah satu yang bertindak sebagai kepala keluarga di luar kemampuan sendiri meninggalkan rumah tangga, meninggal dunia, dihukum atau karena peperangan.
e. Krisis keluarga yang disebabkan oleh factor intern, minsalnya karena terganggu keseimbangan jiwa salah seorang anggota keluarga.
d. Krisis keluarga, oleh salah satu yang bertindak sebagai kepala keluarga di luar kemampuan sendiri meninggalkan rumah tangga, meninggal dunia, dihukum atau karena peperangan.
e. Krisis keluarga yang disebabkan oleh factor intern, minsalnya karena terganggu keseimbangan jiwa salah seorang anggota keluarga.
4.
Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern
Masalah
generasi muda pada umumnya ditandai oleh dua ciri yang berlawanan, yakni
keinginan untuk melawan (minsalnya dalam bentuk redikalisme, delinkuensi dan
sebagainya) dan sikap yang apatis. Sikap melawan mungkin disertai dengan suatu
rasa takut bahwa masyarakat akan hancur karena perbuatan-perbuatan menyimpang.
Sedangkan sikap apatis biasanya disertai dengan rasa kecewa terhadap
masyarakat. Generasi muda biasannya menghadapi masalah social dan biologis.
5.
Peperangan
Perperangan
mungkin merupakan masalah social paling sulitdipecahkan sepanjang sejarah
kehidupan manusia. Sehingga memerlukan kerjasama internasional yang hingga kini
belum berkembang dengan baik. Perkembangan teknologi yang pesat semakin
memoderilisasikan cara-cara berperang dan menyebabkan pula kerusakan-kerusakan
yang lebih hebat ketimbang masa lampau.
6.
Pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat
a. Pelacuran
Sebab
terjadinya pelacuran haruslah dilihat pada factor endogen dan eksogen. Diantara
factor endogen dapat disebutkan nafsu kelamin yang besar, sifat malas dan
keinginan yang besar untuk hidup mewah. Diantara factor tersebut yang utama
adalah factor ekonomis, urbanisasi yang tak teratur. Sebab utama adalah konflik
mental, situasi hidup yang tidak dewasa ditambah dengan intelligentsia yang
rendah.
Usaha
untuk mencegahnya ialah dengan jalan meneliti gejala-gejala yang terjadi jauh
sebelum adanya gangguan mental, minsalnya gejala insekuritas pada anak-anak
wanita, gejala membolos, mencuri kecil-kecilkan dan sebagainya. Hal itu
semuanya dapat dicegah dengan usaha pembinaan sekuritas dan kasih sayang yang
stabil.
b. Delinkuensi
Anak-anak.
Delinkuensi
anak-anak yang terkenal di Indonesia adalah masalah cross boys dan cross girl
yang merupakan sebutan bagi anak-anak muda yang tergabung dalam suatu ikatan
/organisasi formal atau semi formal dan mempunyai tingkah laku yang
kurang/tidak disukai oleh masyarakat pada umumnya.
c.
Alkoholisme
Masalah
alkoholisme dan pemabuk pada kebanyakan masyarakat pada umumnya tidak berkisar
pada apakah alcohol boleh atau dilarang digunakan. Persoalan pokoknya adalah
siapa yang boleh menggunakannya, dimana, bilamana dan dalam kondisi yang
bagaimana. Umumnya orang awam berpendapat bahwa alcohol merupakan suatu system
syaraf. Akibatnya, seorang pemabuk semakin kurang kemampuannya untuk
mengendalikan diri. Pembicaraan alkoholisme mengenai aspek hukum hanya akan
dibatasi pada perundang-undangan. Perundang-undangan merupakan segala keputusan
resmi secara tertulis yang dibuat penguasa, yang meningkat. Dengan demikian
perundang-undangan merupakan satu segi saja dari aspek hukum, karena disamping
perundang-undangan, ada hukum adat, hukum yurisprudensi, dan seterusnya.
d. Homoseksualitas
Homoseksual
adalah seseorang yang cendrung mengutamakan orang yang sejenis kelaminnya
sebagai mitra seksual. Homoseksual merupakan sikap atau tindakan pola perilaku
para homoseksual. Pria yang melakukan sikap-tindak demikian disebut
homoseksual, sedangkan lesbian merupakan sebutan bagi wanita yang berbuat
demikian.
7.
Masalah Kependudukan
Penduduk
suatu Negara, pada hakikatnya merupakan sumber yang sangat penting bagi
pembangunan, sebab penduduk merupakan subyek serta obyek pembangunan. Salah
satu tanggung jawab utama Negara adalah meningkatkan kesejahteraan penduduk
serta mengambil langkah-langkah pencegahan terhadap gangguan kesejahteraan. Di
Indonesia gangguan tersebut menimbulkan masalah, antara lain :
a.
Bagaimana menyebarkan penduduk, sehingga tercipta kepadatan penduduk yang
serasi untuk seluruh Indonesia.
b.
Bagaimana mengusahakan penurunan angka kelahiran, sehingga perkembangan
kependudukan dapat diawasi dengan seksama.
8.
Masalah Lingkungan Hidup.
Lingkungan
hidup biasanya dibedakan dalam kategori-kategori sebagai berikut :
a.Lingkungan
fisik, yaitu semua benda mati yang ada di sekeliling manusia.
b.Lingkungan
biologis, yaitu segala sesuatu di sekeliling manusia yang berupa organisme yang
hidup (disamping manusia itu sendiri).
c.Lingkungan
social, yang terdiri dari orang-orang baik individual maupun kelompok yang
berada disekitar manusia.
9.
Birokrasi
Pengertian
birokrasi menunjuk pada suatu organisasi yang dimaksudkan untuk menggerahkan
tenaga dengan teratur dan terus menerus, untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Birokrasi adalah organisasi yang bersifat hirarkis, yang ditetapkan secara
rasional untuk mengkoordinasikan pekerjaan orang-orang untuk keperntingan
pelaksanaan tugas-tugas administrative.
5. PEMECAHAN MASALAH SOSIAL
Dewasa ini ditemukan cara-cara analisis yang lebih
efektif, walaupun metode-metode lama yang terbukti tidak efektif, belum dapat
dihilangkan begitu saja. Hal ini disebabkan ilmu social pada umumnya belum
sanggup untuk menetapkan secara mutlak dan pasti apa yang merupakan masalah
social pokok. Lagi pula pengaruh pemecahan masalah social tidak dirasakan
dengan segera, tetapi setelah jangka waktu yang cukup lama. Akhirnya perlu
dicatat bahwa pasti ada reaksi terhadap masalah social menyangkut nilai-nilai
dan perasaan social. Akan tetapi walaupun ada kekurangan, namun penelitian
terhadap masalah social berkembang terus. Metode yang digunakan ada yang
bersifat preventif dan represif. Metode yang preventif jelas lebih sulit
dilaksanakan, karena harus didasarka pada penelitian yang mendalam terhadap
sebab-sebab terjadinya masalah social. Metode represif lebih banyak digunakan,
artinya setelah suatu gejala dapat dipastikan sebagai masalah social, baru
diambil tindakan-tindakan untuk mengatasainya. Di dalam mengatasi masalah social
tidaklah perlu semata-mata melihat aspek sosiologisnya, tetapi juga aspek-aspek
lainnya. Sehingga, diperlukan suatu kerja sama antara ilmu pengetahuan
kemasyarakatan pada khususnya untuk memecahkan masalah social yang dihadapi.
6. MANFAAT SOSIOLOGI
Pengetahuan
sosiologi telah diterapkan secara umum. Banyak sosiolog yang dipeker-jakan
dalam instansi-instansi negara maupun menjadi konsultan berbagai perencanaan
pembangunan. Dalam hal ini tentunya peran sosiolog sangat dibutuhkan terutama
yang berkaitan dengan penelitian, pengolahan data dan perencanaaan kebijakan
yang menyangkut kepentingan masyarakat. Kegunaan sosiologi bagi masyarakat
adalah :
- Untuk pembangunan.
- Untuk penelitian.
Ø Untuk
Pembangunan
Sosiologi
berguna untuk memberikan data sosial yang diperlukan pada tahap perenca-naan
pelaksanaan maupun penilaian pembangunan. Pada tahap perencanaan, yang ha-rus
diperhatikan adalah apa yang menjadi kebutuhan sosial. Pada tahap pelaksanaan
yang harus dilihat adalah kekuatan sosial dalam masyarakat serta proses
perubahan sosialnya. Dan pada tahap penilaian yang harus dilakukan adalah
analisis terhadap e-fek atau dampak sosial pembangunan tersebut.
Ø Untuk
Penelitian
Dengan
penelitian dan penyelidikan sosiologis, akan diperoleh suatu perencanaan atau pemecahan
masalah sosial yang baik. Di negara yang sedang membangun, peran sosiolog
sangat dibutuhkan. Berdasarkan hasil penelitian sosiologis, para pengambilan
keputusan dapat menyusun rencana dan cara pemecahan suatu masalah sosial.
Contohnya, cara pencegahan kenakalan remaja dan cara meningkatkan kembali rasa
solidaritas antarwarga yang semakin pudar.
Sosiolog
dapat menyajikan contoh-contoh konkret tentang bagaimana keterlibatan mereka
dalam pemecahan masalah sosial. Keterlibatan mereka dalam kegiatan-kegiatan
sosial yang bersifat membangun serta menunjukkan apa yang telah mereka
pe-lajari dari pengalaman-pengalaman tersebut.
Sesuai dengan objek kajiannya,
sosiologi terutama meneliti gejala-gejala dalam masyarakat , seperti
norma-norma, kelompok sosial, perubahan sosial dan kebudayaan, serta
perwujudannya. Tetapi dalam masyarakat, gejala-gejala tersebut sebagian ada
yang berlangsung tidak dengan semestinya atau tidak normal. Gejala-gejala yang
tidak normal tersebut dinamakan sebagai masalah sosial. Sosiologi dalam hal ini
bermanfaat dalam hal menyoroti masalah –masalah sosial walaupun sebenarnya
sosiologi juga bermanfaat bagi bidang-bidang lainnya, misalnya pemerintahan,
pendidikan, juga industri
Dalam sosiologi, untuk mengatasi
masalah-masalah sosial yang terjadi seperti kemiskinan, masalah yang terjadi
pada generasi muda, alkoholisme bahkan pelacuran, diperlukan suatu perencanaan
sosial yang baik. Untuk itu, terlebih dahulu perlu dilihat lagi masalah-masalah
sosial seperti apakah yang sebenarnya dihadapi
Sosiologi berusaha mempelajari
masalah-masalah sosial tersebut dengan tujuan untuk menemuka sebab terjadinya
masalah tersebut, tetapi tidak terlalu menekankan pada pemecahan atau jalan
keluar dari masalah tersebut. Dengan penelitian yang dilakukan, akan diperoleh
ata dan kemudian digunakan untuk merencanakan kebijakan yang menyangkut
masyarakat.
C.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Masalah merupakan bagian sosiologi, sebenarnya
masalah merupakan hasil dari proses perkembangan masyarakat. Artinya problema
tadi memang sewajarnya timbul, apabila tidak diinginkan adanya
hambatan-hambatan terhadap penemuan-penemuan baru dan gagasan baru. Dalam
jangka waktu masyarakat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan, timbullah
maslah sosial, sampai unsur-unsur masyarakat berada dalam keadaan stabil lagi.
Masalah sosial merupakan akibat dari interaksi sosial antara individu, antara
individu dengan kelompok, atau antar kelompok. Interaksi sosial berkisar pada
ukuran nilai adapt – istiadat, tradisi dan ideology ditandai dengan suatu
proses sosial yang disosiatif.
Masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara
unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok
sosial. Atau menghambat terpenuhinya keinginan pokok warga kelompok sosial
tersebut, sehingga menyebabkan kepincangan ikatan sosial.
Masalah sosial timbul dari kekurangan-kekurangan
dalam diri manusia atau kelompok sosial yang bersumber pada faktor-faktor :
5. Ekonomis,
misalnya : kemiskinan dan pengangguran,dll
6. Biologis,
misalnya : penyakit,dll
7. Biopsikologis,
misalnya : penyakit syaraf, bunuh diri, aliran sesat
dll
8. Kebudayaan,
misalnya : perceraian, kejahatan, kenakalan anak-anak, konflik sosial dan
keagamaan,dll
Pengetahuan
sosiologi telah diterapkan secara umum. Banyak sosiolog yang dipeker-jakan
dalam instansi-instansi negara maupun menjadi konsultan berbagai perencanaan
pembangunan. Dalam hal ini tentunya peran sosiolog sangat dibutuhkan terutama
yang berkaitan dengan penelitian, pengolahan data dan perencanaaan kebijakan
yang menyangkut kepentingan masyarakat. Kegunaan sosiologi bagi masyarakat
adalah :
- Untuk pembangunan.
- Untuk penelitian.
2. Saran
1.
Sebagai masyarakat yang bersosial kita seharusnya
berpartisipasi dalam membantu menyelesaikan masalah-masalah sosial yang ada di
lingkungan sekitar kita.
2.
Saya berharap dengan
adanya tugas makalah ini pembaca
dapat lebih memahami
mengenai masalah sosial dan manfaat sosiologi.
3.
Apabila dalam pembuatan
makalah ini ada yang kurang berkenan Mohon kiranya kritik dan sarannya yang
dapat membangun pembuatan makalah berikutnya agar dapat lebih baik lagi.
0 komentar:
Posting Komentar